Jika kami
bertanya kepada anda siapakah dari berikut ini dapat dikatakan paling cerdas?
Apa yang akan anda katakana? Apakah Michael Jordan, Picasso, Elie Wiesel, Albert
Einstein, atau John Steinbeck? Pilihan sulit ya? Dapatkah anda benar-benar
mengatakan bahwa salah satu dari mereka lebih cerdas daripada yang lain?
Selama
bertahun-tahun, kita mengajukan pertanyaan besar mengenai siswa melalui
penilaian dan perancangan pengajaran: “Secerdas apa Anda?” Akibat binet, kita
pernah berfikir bahwa kecerdasan adalah kepastian pasti.
Sudah lama, kita
mengukur kecerdasan melalui tes IQ, tes standardisasi, dan tes prestasi
akademik. Sesuai rencana, beberapa anak akan naik kepuncak, beberapa anak akan
jatuh kedasar, dan lainnya berada di tengah. Demikianlah munculnya system
penilaian “Lonceng” yang terpercaya (beberapa mendapat nilai A dan E, sebagian
besar mendapat nilai C)
Berkat kerja
cemerlang Dr. Howard Garner, psikolog kognitif dan ko-direktur Project Zero di
Universitas Harvard, kita mengalami pergeseran paradigma umum dalam cara kita
memandang “Kecerdasan”, dari psikologi hingga pendidikan. Kita beranjak dari
“Secerdas apa Anda? “ ke “BAGAIMANA Anda cerdas?” ini merupakan hasil
perkembangan Kecerdasan berganda (Gardner, 1983). Dalam karyanya, Gardner
menemukan beberapa jenis kecerdasan, tidak hanya satu yang dapat di ukur dan
dijumlah sebagaimana kecerdasan IQ. Teorinya menawarkan pandangan yang lebih
luas mengenai kecerdasan dan menyarankan bahwa kecerdasan adalah suatu
kesinambungan yang dapat dikembangkan seumur hidup. Karya Gardner telah membuka
kesempatan dan tantangan baru bagi pendidik. Kita telah mempelajari cara-cara
baru untuk memudahkan pengertian mendalam dalam bisnis pendidikan melalui
kecerdasan berganda (Gardner, 1991). Jadi, tak ada yang dapat menjawab
pertanyaan “Siapa yang paling cerdas?” yang kita lontarkan tadi. Karena setiap
orang yang disebutkan diatas cerdas dengan cara yang berbeda-beda. Gardner bahkan
menulis sebuah buku yang isinya melulu perbandingan orang-orang jenius dari
kecerdasan yang berbeda-beda (Gardner, 1990)
Untuk mengingat
jenis kecerdasan secara mudah, kami memikirkan teman-teman kami SLIM-N-BIL.
Merekalah dua orang rekan guru kita, Slim dan Bil, yang secara mental menjadi jauh
lebih langsing sejak mereka menemukan multikecerdsan. Mari kita tinjau
teman-teman kita satu persatu.
Spasial-Visual: berpikir dalam cerita
dan gambar. Melibatkan kemampuan untuk memahami hubungan ruang dan citra mental
dan secara akurat mengerti dunia visual
Menggambar, mensketsa, mencorat-coret,
visualisasi, citra grafik, desain, table, seni, video, film, ilustrasi.
Linguistik-Verbal: berpikir dalam
kata-kata. Mencakup kemahiran dalam berbahasa untuk berbicara, menulis,
membaca, menghubungkan, dan menafsirkan.
Kata-kata, berbicara, menulis, bercerita,
mendengarkan, buku, kaset, dialog, diskusi, puisi, lirik, mengeja, bhasa asing,
surat, e-mail, pidato, makalah, esai.
Interpersonal: berpikir lewat
komunikasi dengan orang lain. Ini mengacu pada “keterampilan manusia” dapat
dengan mudah membaca, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain.
Memimpin, mengorganisasi, berinteraksi,
berbagi, menyayangi, berbicara, sosialisasi, manipulasi, menjadi pendamai,
permainan kelompok, klub, teman-teman, kelompok kerja sama.
Musical-Ritmik: berpikir dalam irama
dan melodi. Gardner berkata, “Ada beberapa peran yang dapat diambil oleh
individu-individu yang cenderung musical, dari composer avant-garde yang berusaha menciptakan idiom baru hingga pendengar
belum berpengalaman yang mencoba memahami sejak anak-anak” (Gardner, 1983, h.
104).
Menyanyi, bersenandung, mengetuk-ngetuk,
irama, melodi, kecepatan, warna, nada, alat music, rima.
Naturalis:berpikir dalam acuan alam.
Pendatang baru dalam kecerdasan Gardner. Kecerdasan ini menyangkut pertalian
seseorang dengan alam, yang dapat melihat hubungan dan pola dalam dunia alamiah
dan mengidentifikasi dan berinteraksi dengan proses alam.
Jalan-jalan di alam terbuka, berinteraksi
dengan binatang, pengategorian, menatap binatang, meramal cuaca, simulasi,
penemuan.
Badan-Kinestetik: berpikir melalui
sensasi dan gerakan fisik. Merupakan kemampuan untuk mengendalikan dan
menggunakan badan fisik dengan mudah dan cekatan.
Menari, berlari, melompat, menyentuh,
menciptakan, mencoba, menstimulasi, merakit/membongkar, bermain drama,
permainan, indra peraba.
Intrapersonal: berpikir secara
reflektif. Ini mengacu pada kesadaran reflektif mengenai perasaan dan proses
pemikiran diri sendiri.
Berpikir, meditasi, bermimpi, berdiam diri,
mencanangkan tujuan, refleksi, merenung, membuat jurnal, menilai diri, waktu
menyendiri, proyek yang dirintis sendiri, menulis, introspeksi.
Logis-Matematis: berpikir dengan
penalaran. Melibatkan pemecahan masalah secara logis dan ilmiah dan kemampuan
matematis.
Bereksperimen, bertanya, menghitung, logika
deduktif dan induktif, mengorganisasikan, fakta, teka-teki, scenario.
Seperti yang
mungkin telah anda duga, kita semua mempunyai kekuatan dan kelemahan alami yang
berbeda dalam kecerdasan berganda.
Saat membacanya,
anda mungkin mengenal beberapa kecerdasan yang anda miliki. Kita juga dapat
dengan mudah melihat pelajaran dan kegiatan, yang mengkhususkan kecerdasan
tertentu.
S :
seni rupa, geometri, menggambar teknik.
L :
seni bahasa
I :
pembelajaran secara bekerja sama, tugas kelompok.
M :
music, paduan suara, band.
N :
pendidikan diluar ruangan dan lingkungan.
B :
olahraga
I :
jam pelajaran kosong, waktu tenang, pekerjaan rumah, bimbingan.
L :
matematika, ilmu pasti, sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar